Medan, Creatornews.id – Berkunjung ke Masjid Raya Al Mashun Medan jangan hanya melihat keindahan arsitektur bangunan masjidnya saja.
Ada nilai sejarah yang bisa kita ambil dari kompleks masjid tersebut, di antaranya makam para Sultan Deli yang berada di area masjid tersebut.
Letak makam para Sultan Deli ini berada di area Masjid Raya Al Mashun Medan. Untuk masuk ke area pemakaman para Sultan Deli harus berjalan memutari masjid.
Saat Creatornews mendatangi makam para Sultan Deli, terlihat area pemakaman dalam keadaan bersih.
Makam para Sultan itu dibentuk dengan beragam bentuk, nama yang terukir di nisan para Sultan Deli itu ada yang bertulisan Arab.
Makam para Sultan Deli ini ditempatkan berbeda dengan makam para keturunan Melayu lainnya. Sebanyak sepuluh makam ditempatkan berbeda dengan makam yang lainnya.
Pada nisan pun tertulis para nama Sultan Deli dan istri para Sultan hingga anaknya, seperti nama Sultan Deli ke sembilan Sultan Ma’moen Al Rasyid.
Makam Sultan Deli ke sembilan itu dibentuk setinggi kurang lebih satu meter dan berwarna kuning.
Sultan Deli Ma’moen Al Rasyid berkuasa sejak tahun 1824 hingga ia wafat pada tahun 1924.
Dikutip dari tulisan berjudul Sejarah Kesultanan Deli karya Muhammad Takari, A. Zaidan B.S dan Fadlin Muhammad Dja’far dijelaskan bahwa beilau dinobatkan sebagai sultan pada usia muda.
Masa pemerintahannya, ketika itu perdagangan tembakau semakin maju. Kala itu pemerintah Kesultanan Deli berada di Labuhan Deli, beliau memindahkan pusat kerajaan ke Kota Medan.
Kemudian beliau juga mendirikan lstana Maimun pada tanggal 26 Agustus 1888 dan diresmikan pada 18 Mei 1891.
Kemudian beliau juga mendirikan Masjid Raya Al Mashun. Tidak hanya itu, bangunan kantor untuk pemerintah juga ia bangun saat masih berkuasa menjadi Sultan Deli.
Setelah ia wafat kemudian tahta Kesultanan Deli diserahkan kepada anaknya yang bernama Sultan Amaludin Al Sani Perkasa Alamsjah dan menjadi Sultan Deli ke sepuluh.
Sultan Deli Amaludin Alsani Perkasa Alamsjah berkuasa sejak tahun 1924 hingga pada saat Indonesia merdeka di 17 Agustus 1945 beliau wafat dan dimakamkan tepat disamping makam ayahnya. Makam yang berwarna kuning itu juga dibentuk tinggi namun tidak lebih tinggi dari makam ayahnya.
Saat beliau meninggal tahta Kesultanan Deli diturunkan kepada Sultan Osman Alsani Perkasa Alamsjah dan menjadi Sultan Deli ke sebelas. Sultan Osman Alsani memimpin Kesultanan Deli membuat tingkat kemakmuran Kesultanan Deli semakin meningkat.
Hingga ia wafat, beliau juga dimakamkan berdekatan dengan makam ayah dan kakeknya. Makam beliau juga serupa dengan bentuk makam Sultan Deli Amaludin Alsani.
Makam para Kesultanan Deli ini ada dua bagian yang dimana sisi dalam dan sisi luar. Sisi dalam adalah Makam Sultan Deli Makmun Al Rasyid, Sultan Deli Amaludin Alsani, dan Sultan Deli Osman Alsani Perkasa Alamsjah.
Selain ketiga Sultan Deli itu, makam bagian sisi dalam diisi oleh para istri dan juga anak dari para Sultan Deli Makmun Al Rasyid, Sultan Deli Amaludin Alsani, dan Sultan Deli Osman Alsani Perkasa Alamsjah.
Sementara pada bagian sisi luar makam, terlihat makam dengan tinggi kurang lebih satu meter dengan panjang lebih dari satu meter dengan berbahan keramik merupakan makam Sultan Deli ke dua belas bernama Azmy Perkasa Alam.
Kemudian tepat di sebelah makam Sultan Azmy Perkasa Alam ada makam Sultan Deli bernama Sultan Otteman Mahmud Perkasa Alam. Makam beliau juga dibentuk serupa dengan makam ayahnya Sultan Azmy Perkasa Alam.
Menurut pengurus makam para Sultan Deli di Masjid Raya Al Mashun Medan, Fahmi, keluarga sengaja membuat makam Sultan Otteman Mahmud Perkasa Alam serupa dengan makam ayahnya.
Makam para Sultan Deli di area Masjid Raya Al Mashun Medan hanya mulai dari Sultan Deli ke sembilan hingga ke tiga belas. Sementara untuk Sultan Deli lainnya berada di Masjid Raya Al Osmani di Medan Labuhan.
Sebab kala itu pemerintahan Kesultanan Deli masih berada di Medan Labuhan sebelum dipindahkan oleh Sultan Ma’moen Al Rasyid ke wilayah Medan saat ini. Sehingga makam para Sultan Deli terdahulu berada di wilayah Medan Labuhan.tim